Pemkot Ambon Terima Penghargaan Atraksi Budaya Dari API Award 2021

AMBON, Lintas-Berita.com_Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, terima penghargaan atraksi budaya Sound Of Green (SoG) dari Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2021.

Penganugerahan penghargaan diterima Asisten III Administrasi Umum, Rulien Evrien Purmiasa diserahkan oleh Direktur Merk dan Indikasi Geografis Kementerian Hukum & HAM, Nofly, di Stable Berkuda Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, Selasa kemarin.

API Award 2021 sebagai ajang apresiasi pariwisata terbesar Nasional di bawah pengelolaan “Ayo Jalan-Jalan (AJJ) Indonesia”.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparektraf) RI, Sandiaga Uno, dalam sambutan virtual mengatakan, API Award merupakan acara tahunan sebagai upaya membangkitkan apresiasi kepada masyarakat, untuk mendorong peran memajukan promosi pariwisata Indonesia.

“Saya berharap API 2021 dapat membangkitkan sektor Pariwisata untuk maju, ekonomi bangkit. Walaupun di masa pandemi Covid-19 merupakan masa-masa yang sulit, namun beberapa Kabupaten Kota mampu berkreasi yang berujung pada peningkatan ekonomi bagi masyarakatnya,” jelasnya.

Sandiaga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pemenang, terkhususnya kepada para pimpinan daerah yang menjadi ujung tumbak pengambil kebijakan.

Dijelaskan, dengan penetapan ini menjadi pemacu bagi Kabupaten/Kota lain untuk menggali serta mengembangkan ekonomi kreatif di daerah masing-masing.

“Potensi Subsektor Kuliner Kota, dinilai cukup baik dilihat dari geliat para pelaku ekonomi kreatif yang berkiprah dikancah nasional maupun internasional. Saya berharap ini dapat memacu dan memicu semangat kita untuk lebih berkreasi.

Dikatakan, pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia, dikalkulasikan terus bertumbuh dan membuka lapangan pekerjaan yang semakin besar bagi masyarakat, oleh karena itu, Kemenparekraf mendukung melalui beberapa program kreatif guna membantu daerah-daerah di Indonesia.

“Dengan kerjasama antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah, semoga ekosistem ini dapat kita bangun bersama demi mewujudkan masyarakat yang kreatif, sejahtera, adil dan makmur,” lanjut dia.

Dia berharap, kegiatan tersebut diharapkan akan menjadi ajang promosi daya tarik wisata daerah. Nantinya berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.

“Penyelenggaraan kegiatan pariwisata harus mengedapankan inovasi adaptasi dan kolaborasi. Hal itu di yakini jadi kunci kesuksesan di tengah pandemi Covid-19,” harap Sandiaga.

Sementara itu, Asisten III Administrasi Umum, Rulien Evrien Purmiasa mengatakan, dengan penganugerahan penghargaan yang diterima oleh Kota Ambon 2021, dimana bukan hanya brand musik ini bisa membantu menjadi solusi untuk isu-isu yang lain, misalnya SoG berkaitan lansung dengan lingkungan.

“SoG ini berkaitan lansung dengan lingkungan, bagaimana kita melestarikan bambu sebagai dasar suling yang harus terus dilestarikan, baik sisi bambu dan musiknya. Selain itu, kebutuhan dilakukan peremajaaan, dipelihara, dan direboisasi, jika hal itu dilakukan, maka kita sudah menjaga lingkungan,” jelasnya.

Purmiasa berharap, generasi masa kini di kota Ambon bisa menjadi generasi yang mencintai lingkungan, tidak kebergantungan pada gadget, tetapi generasi yang bisa menyatu dengan alam dan lingkungan.

Selain itu, Direktur Molucca Bamboowind Orchestra (MBO), Rence Alfons mengatakan, dalam mengikuti ajang API award 2021 atraksi budaya Sound of Green (SoG) yang berlokasi di Dusun Tuni, Kecamatan Urimesing, Kota Ambon. Dimana MBO telah terbentuk sejak tahun 2006 dengan tujuan untuk mempertahankan dan mengembangkan musik tradisional suling bambu di kota Ambon.

“Dengan adanya suling bambu, beberapa tahun lalu pernah diadakan pertunjukan nasional atau musik intenasional yang dilakukan oleh MBO mengandeng DeltaDua perform kraut di 8 kota di Belanda (2011), berkolaborasi dengan Glenn Fredly untuk pementasan Beta Maluku di taman Ismail Marzuki Jakarta (2011), tampil di Jakarta convention centre pada acara Natal Nasional (2011), dan tampil di Hotel Ritzz Carlton Kuningan dengan tajuk sound of the east yang difasilitasi oleh Kamenterian Pariwisata RI (2012),” ujarnya.

Dijelaskan, di kota Ambon dalam mempromosikan objek wisata memang sangat sulit, karena harus bersaing dengan Bali atau Raja Ampat yang sudah lebih di kenal wisatawan-wisatawan baik mancanegara maupun lokal.

“Hal yang paling tepat untuk di terapkan di Ambon adalah wisata berbasis Music Turism, dimana hal ini sejalan dengan kota Ambon yang di tetapkan sebagai kota Musik Dunia,” oleh UNESCO, jelasnya.

Oleh karena itu, pembuatan suling ini adalah bagaimana kita mengembangkan music turims di kota Ambon.

“Jadi hal ini sejalan dengan kultur orang Ambon yang hobi bermusik, sehingga ketika kita mengembangkan music turims, maka kita juga dapat mempertahankan tradisi bermusik, dan menjadi ruang kreatif bagi musik-musik lokal untuk bisa hidup dari bermusik,”ujar Alfons.

Alfons berharap, Pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata kota Ambon harus mampu berkolaborasi dengan semua stakholder untuk mengembangkan pariwisata di kota Ambon. (LB.dd)