Pemkab MBD Apresisi Peran Jemaat Tiakur Dukung Pembangunan daerah

Tiakur, Lintas-Berita, – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Barat Daya (MBD) mengapresiasi peran Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Tiakur yang ikut mendukung kemajuan pembangunan di wilayah tersebut.

“Kami mengapresiasi peran GPM Jemaat Tiakur dalam memajukan pembangunan di wilayah itu, terutama pembinaanmental dan spiritual umat,” kata Bupati MBD, Benjamin Thomas Noach pada perayaan Ulang Tahun ke-10 Jemaat GPM Tiakur, Sabtu (25/1/2025).

Bupati dalam sambutan tertulis dibacakan Asisten II Setda MBD, Johzes Leunufna, menekankan pentingnya peran gereja sebagai mitra strategis pemerintah. “Gereja harus hadir di seluruh aspek kehidupan warga jemaat dan memberi nilai-nilai kebenaran,” ujarnya.

Pemkab MBD, ujarnya, terus mendorong gereja untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan, terutama dalam upaya mengatasi tantangan kemiskinan dan ketertinggalan di wilayah tersebut.

Melalui pendidikan dan pelayanan, gereja diharapkan dapat mengubah paradigma masyarakat dan mendukung kesejahteraan bangsa. “Kami menaruh harapan besar kepada GPM, khususnya Jemaat Tiakur untuk terus berkontribusi dalam menunjang pembangunan,” ujarnya.

Bupati juga mengajak Jemaat GPM Tiakur untuk memanfaatkan momentum HUT ke-10 untuk membentuk karakter hidup berjemaat yang lebih dewasa, serta menjadi “lilin-lilin kecil” yang dapat menerangi kegelapan dan mendukung pembangunan daerah.

Mengutip Motto GPM “Kamu adalah garam dan terang dunia” menurut Bupati, harus menjadi motivasi bagi jemaat untuk terus berkontribusi positif, serta tetaplah menjadi mitra yang tangguh dalam menopang pembangunan daerah.

Puncak perayaan HUT ke-10 berlangsung di Gedung Gereja Eliora, Tiakur, dengan mengusung teman “Refleksi Peran Gereja Dalam Kehidupan Bermasyarakat”.

Semakin Bertumbuh
Sedangkan Ketua Klasis GPM Pulau-Pulau Letti Moa Lakor, Pendeta Daniel Z. Wutwensa, menyoroti perjalanan dan capaian jemaat Tikur selama satu dekade terakhir.

Dia mengungkapkan, eksistensi Jemaat GPM Tiakur tetap eksis untuk bersekutu, bersaksi dan melayani di wilayan Tiakur, hanya semata-mata kerena kemurahan Tuhan.

Meskipun baru barusia 10 tahun, namun menurut Pendeta Daniel Wutwensa jemaat Tiakur telah menjadi yang terbesar, dan paling kuat secara finansial di wilayah Klasis GPM Letti Moa Lakor.

Karena itu, Pendeta Daniel menggarisbawahi beberapa tantangan kunci dalam perjalanan jemaat Tiakur yaitu ukuran jemaat yang besar berpotensi memicu perpecahan. “Jemaat yang besar memiliki potensi keretakan yang mengarah kepada perpecahan,” ujarnya.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, ia mengajak seluruh jemaat untuk menjaga persekutuan dengan bingkai budaya lokal “nyoli lyeta”, mengembangkan pendekatan personal dalam pelayanan serta fokus pada nilai-nilai yang mengokohkan persekutuan.

Apresiasi dan Harapan
Sedangkan Ketua Majelis Jemaat GPM Tiakur, Pendeta F. Lawa, menyampaikan rasa syukur atas perjalanan dekade pertama. “Usia 10 tahun memang masih sangat muda, tetapi kami tidak kurang kasih dan penyertaan Allah dalam perjalanan jemaat ini,” tegasnya.

Lawa juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak, termasuk pimpinan gereja, pemerintah kabupaten, dan seluruh pelayan di 12 sektor dan 38 unit pelayanan.

Perayaan tersebut, menurut Lawa tidak sekadar menandai usia, melainkan momentum refleksi dan komitmen untuk terus melayani. “Bersyukurlah, bersukacitalah, teruslah berdoa agar Jemaat GPM Tiakur bertumbuh dalam cinta dan kasih Tuhan,” tutup Lawa. (LB-01)