Jakarta, Lintas-Berita.com_ Kelompok separatis dukungan Rusia di Ukraina timur mengumumkan mobilisasi militer penuh pada Sabtu, 19 Februari 2022, sehari setelah memerintahkan perempuan dan anak-anak mengungsi ke Rusia selatan karena ada ancaman konflik.
Denis Pushilin, kepala Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri lepas dari Ukraina, mengatakan dalam sebuah unggahan video bahwa dia telah menandatangani dekrit tentang mobilisasi dan meminta orang-orang “yang mampu memegang senjata di tangan mereka” untuk datang ke komisariat militer.
Pemimpin separatis lainnya, Leonid Pasechnik, menandatangani dekrit serupa untuk Republik Rakyat Luhansk tak lama setelah itu.
Kelompok separatis ini pada Jumat mengumumkan rencana untuk mengevakuasi sekitar 700.000 orang, mengutip kekhawatiran akan adanya serangan dari pasukan Ukraina – tuduhan yang dibantah dengan tegas oleh Kyiv.
Kurang dari 7.000 orang telah dievakuasi dari Donetsk pada Sabtu pagi, kata kementerian darurat setempat.
Militer Ukraina mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya telah mencatat 12 pelanggaran gencatan senjata oleh separatis pro-Rusia di Ukraina timur pada pagi setelah 66 kasus dalam 24 jam sebelumnya.
Pihak separatis juga melaporkan apa yang mereka katakan sebagai penembakan oleh pasukan Ukraina di beberapa desa pada hari Sabtu.
Kedua belah pihak secara teratur saling menyalahkan atas pelanggaran gencatan senjata.
Amerika Serikat dan Barat melihat ada ancaman invasi Rusia, yang menempatkan ratusan ribu tentara di perbatasan, ke Ukraina. Namun Moskow membantah tudingan itu.