Tiakur, Lintas-Berita.com_ Maraknya pertikaian yang terjadi di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Kapolres lakukan seruan perdamaian serta mengajak masyarakat untuk bersatu membangun daerah.
Kapolres MBD, AKBP Dwi Bacthiar Rivai, S.IK.M.H, minggu (13/03/22) mengatakan, menciptakan kedamaian pada suatu daerah, membutuhkan rasa saling percaya dan saling menghormati. Karena itu masyarakat diminta, untuk dapat menciptakan rasa saling percaya dalam menghadapi informasi maupun isu-isu yang beredar dan dapat berpotensi pada konflik antar warga.
Beberapa waktu terakhir, ungkap Kapolres, masyarakat MBD kerap diperhadapkan dengan pertikaian antar warga. Seperti kasus di Desa Elo, Kecamatan Mdona Hyera pada akhir tahun 2021 yang memiliki potensi konflik berskala besar.
“Persoalan yang terjadi Desa Elo, jika tidak tertangi secara cepat, serta pengupayaan perdamaian antara kedua belah pihak. Maka dapat menimbulkan isu komunal SARA,”
Hal ini lanjutnya, tentu dapat menggangu ketentraman dan kenyamanan dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
“Stop Bakalai, Mari Basudara Katong Bergandeng Tangan Bangun Maluku Barat Daya”
“Sampai kapan katong tarus bakalai, sementara daerah laeng sudah membangun daerahnya, membangun ekonomi kerakyatan dan kesejahteraan hidup rakyat, par katong pung ana cucu mendatang, ungkapnya dengan dialeg Maluku.
Kapolres meminta, masyarakat MBD dapat mengedepankan pemikiran untuk pengembangan daerah. Baik menciptakan daerah yang damai, Nyaman, maupun meningkatkan kesejahtraan melalui peningkatan ekonomi Di Daerah ini.
Melalui seruan perdamaian ini, MBD kedepan tidak lagi diperhadapkan dengan persoalan pertikaian. Jika masyarakat mendapat isu maupun informasi yang berpotensi konflik, diharapkan dapat segera menyampaikan hal tersebut ke aparat kemanana terdekat. Sehingga dapat dilakukan pencegahan dini.
“Mari kita sama-sama wujudkan perdamaian dan kesejahtraan di kabupaten MBD yang bertajuk Kalwedo ini, kedamaian hanya bisa dicapai dengan saling percaya dan saling menghormati satu sama lain,” harapnya.
“Penyelesaian konflik diaharpkan dapat dilakukan dengan kepala dingin dan arif kebijaksanaan, apalagi MBD ini masih terasa kental dalam hal menjaga adat budayanya,” tandasnya. (LB.01)