Amalatu, Lintas-berita.com, – Warga Negeri Rutong dan Negeri Rumahkay, dua negeri di Maluku yang memiliki pertalian hubungan Gandong (sekandung), menggelar acara Panas Gandong Amalopu (Amakele-Lopurisa), tradisi adat dan budaya untuk mengingatkan anak-cucu kedua negeri akan pertalian hubungan persaudaraan diantara mereka.
Panas Gandong yang akan berlangsung hingga 21 Maret, dipusatkan di Baileo Negeri Rumahkay, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, turut dihadiri Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa dan Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath serta pasangan Bupati dan Wakil Bupati Seram Bagian Barat (SBB) Asri Arman dan Selfinus Kainama.
Gubernur Hendrik Lewerissa atas nama Pemerintah Provinsi Maluku, memberikan apresiasi yang tinggi kepada pemkab SBB serta masyarakat Negeri Rumahkay dan Rutong dan semua pihak yang telah menggelar tradisi budaya tersebut.
Ritual itu menunjukkan bahwa provinsi Maluku kaya akan tradisi budaya serta adat istiadat yang masih dilestarikan hingga saat ini.
“Melalui momentum Panas Gandong dan di awal masa pengabdian saya dan pak Dullah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku, kami mengajak kita semua untuk merevitalisasi kembali semangat dan nilai-nilai budaya serta adat istiadat dan ‘badati’ (urunan, patungan) untuk membangun Negeri ini dengan semangat potong di kuku rasa di daging, ale rasa beta rasa, sagu salempeng dibage dua,” ujar Hendrik.
Dia menegaskan, Panas Gandong adalah simbol kebersamaan yang harus terus dijaga, karena menggambarkan kekuatan tradisi yang tidak hanya melibatkan masyarakat setempat, tetapi juga memperlihatkan bahwa Maluku adalah provinsi yang kaya akan budaya dan adat istiadat.
“Apa yang kita saksikan hari ini adalah bagian dari kekayaan budaya lokal yang patut untuk kita jaga sebagai sebuah aset dalam membangun Kebersamaan,” ujar gubernur.
Ia berharap tradisi Panas Gandong Amalopu ini dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda, agar ikatan gandong antara Negeri Rumahkay dan Negeri Rutong dapat tetap lestari, kokoh dan abadi. (*/LB-02)